Srie Hartati

 

Di akhir triwulan pertama tahun ini, Soros membuang posisi Emas senilai $800 juta, apakah kita perlu mengikuti posisi jual ini? mungkin kali ini tidak.

 

Posisi emas terakhir telah makin dekat dengan teritori bubble, harga meroket keatas namun seperti halnya pasar yang mengalami reli berturut-turut dalam 12 tahun. Pada suatu titik akan mencapai level peak.

 

Setiap kondisi bubble, selalu diikuti dengan fase meledak ketika harga terlampau tinggi. Emas mungkin belum sampai di titik tersebut. Fungsi utama emas di pasar keuangan adalah untuk memberikan proteksi terhadap inflasi, dan meskipun banyak orang telah berpikiran bahwa harga sudah tinggi namun konsensus keseluruhan belum mencapai titik pecahnya gelembung. Artinya bahwa harga masih berpotensi naik lagi.

 

Kita kembali ke bulan Juli 1999, ketika emas menyentuh rekor terendah tahunannya di level $252.80 per troy ons. Saat itu IMF lah yang menjadi seller, bersamaan dengan beberapa bank sentral di Australia dan Inggris. Namun sejak tahun 1999, Emas pulih dengan stabil selama 12 tahun, jadi jika anda waktu itu membuang posisi di indeks saham dan beralih ke Emas, maka mungkin saja anda sedang membaca artikel ini dari beranda Mansion 30 kamar milik anda sendiri di Pulau karibia.

 

Tentunya ada beberapa argument yang masih mendukung untuk jual Emas saat ini, tapi investor pintar biasanya melakukan posisi jual terlalu dini, karena itulah satu-satunya cara untuk tidak tertinggal jika kondisi bullish pasar tiba-tiba kolaps.

 

Dari bulan Januari, Soros sudah mengatakan kondisi bubble Emas, kata beliau pada konferensi Davos waktu itu adalah ketika suku bunga terlampau rendah, selalu ada aset yang berkembang menjadi bubble baru, dan saat ini kita sedang melihat pembentukan bubble yang serupa. Bubble yang paling utama adalah Emas, imbuh Soros.

 

Problemnya bagi pasar Emas, kebanyakan pelaku pasar menjadi ekstrim, meskipun pada investor yang biasanya bersikap realistis, yang biasa disebut Gold bugs. Maksudnya ketika berbicara tentang Emas, para investor tidak pernah menganggap harga emas terlampau tinggi dan mereka malah terus membeli. Hal ini dikarenakan Emas termasuk aset psikologis, sehingga selalu bernilai lebih. Bahkan fungsi utamanya dijadikan alternative cash selama periode inflasi berkepanjangan.

 

Point penting lainnya, Bank sentral mungkin pada akhirnya menaikkan bunga dan berpotensi kenaikan bunga terjadi cukup tajam karena fakta bahwa ekspektasi inflasi yang mulai berbahaya nantinya mengingat level suku bunga AS saat ini sudah cukup rendah dalam jangka waktu yang cukup lama. Jika skenario itu memang terjadi, kemana orang-orang ingin berlindung? Tentunya ke Emas lagi.

 

Seiring dengan kenaikan bunga, tugas utama bank sentral adalah menekan inflasi dibanding memikirkan depresi ekonomi, maka harga logam mulia emas akan meroket lagi. Masalahnya adalah kapan hal itu terjadi? Mungkin saja tahun depan, atau bisa jadi 2013, Emas mencetak rekor tertinggi baru. Tidak ada yang tahu pasti, namun jika pelaku pasar mulai mengalami eforia Emas, harga dapat kemanapun. Contohnya saja yang paling gampang, apakah anda pernah ingat  bahwa Nikkei sempat menyentuh level 38,000? Hal yang sama ketika terjadi eforia beli Nikkei.

 

Periode eforia seperti itu akan ada lagi, oleh karena itu timing jual Soros kali ini agak meleset, dengan kata lain akan ada moment untuk Jual Emas, tapi masih berpotensi terjadi baru setahun kemudian atau lebih. (Sap)

 
Artikel ini pernah dimuat pada jurnal keuangan berbasis London, dengan judul Bust: Greece, The Euro and the Sovereign Debt Crisis oleh Matt Lyn.